Ilmu Budaya Dasar Cinta Kasih, Keadilan dan keterkaitan kejujuran dengan kecurangan
CINTA KASIH
· Pengertian Cinta
Kasih.
Cinta adalah perasaan yang lahir dari hati seseorang , timbul dengan
sendirinya, tidak melihat waktu dan usia, suatu asa untuk ingin menyayangi dan
memiliki, seperti perasaan cinta ibu kepada anak nya, perasaan cinta tuhan
kepada umat nya yang bertaqwa. cinta yang tulus akan menimbulkan nilai2
kejiwaan yang selalu tulus dan berserah.
Cinta kasih bersumber pada ungkapan perasaan yang didukung oleh unsur
karsa, yang dapat berupa tingkah laku dan pertimbangan dengan akal yang
menimbulkan tanggung jawab. Dalam cinta kasih tersimpul pula rasa kasih sayang
dan kemesraan. Belas kasihan dan pengabdian. Cinta kasih yang disertai dengan
tanggung jawab menciptakan keserasian, keseimbangan, dan kedamaian antara
sesama manusia, antara manusia dengan lingkungan, dan antara manusia dengan
Tuhan.
Apabila dirumuskan secara sederhana, cinta kasih adalah perasaan kasih
sayang, kemesraan, belas kasihan dan pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah
laku yang bertanggung jawab. Tanggung jawab artinya akibat yang baik, positif,
berguna, saling menguntungkan, menciptakan keserasian, keseimbangan, dan
kebahagiaan.
Cinta Menurut
Ajaran Agama
+ Cinta Menurut Agama Islam
Menurut Al-Qur'an cinta terbagi menjadi 8 jenis, yaitu:
Cinta
Mawaddah: yaitu
cinta yang menggebu-gebu dan membara. Orang yang memiliki cinta jenis ini
inginnya selalu berdua dan tak ingin berpisah. Selalu ingin memuaskan dahaga
cintanya bahkan hampir tidak bisa berfikir yang lain.
Cinta
Rahmah: yaitu
cinta yang penuh akan kasih sayang, pengorbanan dan perlindungan. Orang yang
memiliki cinta ini akan lebih memikirkan orang yang dicintainya daripada
dirinya sendiri. Dipikirannya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih
meskipun ia harus menderita.
Cinta
Mail: yaitu cinta yang sementara sangat
membara. Dan sangat menyedot perhatian tanpa memperhatikan hal-hal penting
lainnya. Menurut Al-Qur'an disebut juga dalam konteks poligami. Karna ketika
sedang jatuh cinta kepada yang muda akan cenderung mengabaikan yang lama.
Cinta
Syaghaf: yaitu
cinta alami yang sangat mendalam dan sangat memabukkan. Orang yang terkena
cinta ini akan seperti orang gila, lupa diri bahkan tidak menyadari apa yang
dilakukannya.
Cinta
Ra'fah: yaitu
rasa kasih sayang yang melebihi norma kebenaran. Misalnya: karna rasa kasih
sayang dan kasihan yang berlebihan melihat anaknya tidur terlelap seorang bapak
tidak tega dan tidak jadi membangunkan anaknya untuk Sholat.
Cinta
Shobwah: yaitu
cinta buta, cinta ini akan mendorong perilaku menyimpang dan tidak akan bisa
mengelak.
Cinta
Syauq (Rindu):
yaitu pengembaraan hati kepada kekasih dan kobaran cinta didalam hati sang
pecinta.
Cinta
Kulfah: yaitu
perasaan cinta yang disertai kesadaran akan hal-hal positif meski itu sulit.
+ Cinta Menurut Agama Kristen
Cinta adalah cinta kasih antara sesama dimana kita diajarkan
untuk mencintai sesama tanpa membedakan agama, ras, latar belakang. Dan saling
menghargai satu sama lain. Perintah. Allah yang terutama ialah:
(Matius 12:29-31), "Cintailah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu."
(Matius 12:29-31), "Cintailah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu."
"Cintailah sesama manusia seperti dirimu sendiri."
·
Korintus
13:4. Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
13:4. Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong.
13:5 Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain.
13:6 Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran.
13:7 Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
·
Matius
5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan
berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
+ Cinta Menurut Agama Hindu
Agama Hindu adalah agama Wahyu dan agama alami. Oleh karena
itu, ia adalah agama Cinta Kasih. Agama yang amat luwes, agama yang berdasarkan
pada Cinta Kasih, agama yang memiliki tujuan Cinta Kasih, dan juga agama yang
dijalankan di dalam Cinta Kasih. Agama Hindu amat mementingkan
pengembangan cinta kasih bukan hanya kepada sesama umat manusia tetapi kepada
sesama makhluk hidup. Cinta kasih kepada sesama anggota keluarga, kepada sesama
umat manusia tidak dipandang sebaga cinta kasih yang istimewa. Kesadaran bahwa
seluruh dunia adalah sebuah keluarga besar sangat membantu orang untuk
mengembangkan cinta kasih universal ini.
Dia adalah puncak cinta kasih di dunia ini, merupakan
landasan penting untuk mengembangkan Prema Bhakti atau cinta kasih rohani
kepada Tuhan yang Maha Esa. Cinta kasih universal dalam beberapa kitab
suci disebutkan sebagai ciri, hiasan dan sifat-sifat agung orang-orang suci
atau para Sadhu. Titiksavah karunikahsuhrdah sarva-dehinamajata-satravah
santahsadhavah sadhu-bhusanah
Ciri-ciri atau hiasan dari seorang Sadhu atau orang suci
adalah ia harus memiliki sifat-sifat senantiasa damai, memiliki toleransi
besar, penuh karunia, bersifat berteman dengan seluruh makhluk hidup, tidak
mempunyai musuh, hidupnya selalu didasarkan pada kitab suci dan segala
kepribadiannya terpuji. Yajur Veda juga menegaskan hal yang sama:mitrasya
ma caksusa sarvani bhutani samiksantamamitrasyaham caksusa sarvani bhutani samiksemitrasya
caksusa samiksyamahe "Semoga semua makhluk hidup melihatku dengan
pandangan sebagai teman, semoga aku melihat semua makhluk hidup dengan
pandangan sebagai seorang teman, semoga kami melihat satu sama lainnya dengan
pandangan sebagai seorang teman."
+ Cinta Menurut Agama Buddha
Nikaya Pali juga memuat satu kata cinta yang berbeda dengan
cinta yang telah disebutkan di atas, cinta kasih yang dipancarkan secara
universal (tak terbatas) kepada semua makhluk dan cinta kasih yang tanpa
pamrih, yaitu: Metta.
Metta adalah bagian pertama dari empat kediaman luhur
(Brahma Vihara) atau empat keadaan yang tidak terbatas (Apamanna). Bagian
lainnya, yaitu Karuna (kasih sayang), Mudita (simpatik), dan Upekkha
(keseimbangan batin).
Metta adalah rasa persaudaraan, persahabatan, pengorbanan,
yang mendorong kemauan baik, memandang makhluk lain sama dengan dirinya
sendiri. Metta juga suatu keinginan untuk membahagiakan makhluk lain dan
menyingkirkan kebencian (dosa) serta keinginan jahat (byapada).
Metta berbeda dengan piya, pema, rati, kama, tanha, ruci dan
sneha yang hanya menimbulkan nafsu dan kemelekatan. Pengembangan Metta dapat
mengantarkan kita pada pencapaian kedamaian Nibbana (Mettacetto vimutti),
seperti yang dinyatakan Sang Buddha dalam Dhammapada 368:
"Apabila seorang bhikkhu hidup dalam cinta kasih dan memiliki keyakinan terhadap Ajaran Sang Buddha, maka ia akan sampai pada Keadaan Damai (Nibbana), berhentinya hal-hal yang berkondisi (sankhara)"
"Apabila seorang bhikkhu hidup dalam cinta kasih dan memiliki keyakinan terhadap Ajaran Sang Buddha, maka ia akan sampai pada Keadaan Damai (Nibbana), berhentinya hal-hal yang berkondisi (sankhara)"
KEADILAN
Pengertian Keadilan
Keadilan dalam bahasa sebenarnya adalah memberikan sesuatu pada
tempatnya, adil bukan berarti sama rata, melainkan memberikan sesuatu
pada orang yang tepat sesuai dengan aturan yang berlaku. Dalam
pengertian keadilan ada beberapa macam pengertian yang diungkapkan oleh
para ahli ilmu kemanusiaan, berikut adalah beberapa pendapat dari para
ahli mengenai pengertian keadilan.
Menurut Aristoteles, Keadilan adalah kelayakan dalam
tindakan manusia.
Keadilan oleh Plato diproyeksikan pada diri manusia
sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri dan
perasaannya dikendalikan oleh akal.
Menurut Socrates, Keadilan tercipta bilamana warga negara
sudah merasakan bahwa pihak pemerintah sudah melaksanakan tugasnya dengan baik.
Kong Hu Cu berpendapat bahwa Keadilan terjadi apabila anak
sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja, masing-masing
telah melaksanakan kewajibannya.
Menurut W.J.S Poerwodarminto, kata adil berarti tidak berat
sebelah dan tidak semena – mena serta tidak memihak.
Secara umum, Keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang
seimbang antara hak dan kewajiban.
Berdasarkan kesadaran etis, kita diminta untuk tidak hanya
menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban. Jika kita hanya menuntut hak dan
lupa menjalankan kewajiban, maka sikap dan tindakan kita akan mengarah pada
pemerasan dan memperbudak orang lain. Sebaliknya pula jika kita hanya
menjalankan kewajiban dan lupa menuntut hak, maka kita akan mudah diperbudak
atau diperas orang lain.
Macam Macam Keadilan
Keadilan Legal atau Keadilan Moral
Plato
berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari
masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam suatu masyarakat yang
adil setiap orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling
cocok baginya (Than man behind the gun). Pendapat Plato itu disebut keadilan
moral, sedangkan Sunoto menyebutnya keadilan legal.
Contoh :
Semua pengendara yang
akan mengendara tentunya haruslah mengikuti aturan yang ada dan telah dibuat yaitu
mengikuti aturan lalu lintas yang ada
Keadilan Distributif
Aristoles
berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal yang sama
diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama secara tidak sama (justice
is done when equals are treated equally).
Contoh:
Pemberian nilai pada
Mahasiswa sesuai prestasi yang telah dicapai/diraihnya selama satu semester.
Keadilan Komutatif
Keadilan
ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum. Bagi
Aristoteles pengertian keadilan itu merupakan asas pertalian dan ketertiban
dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidak
adilan dan akan merusak atau bahkan menghancurkan pertalian dalam masyarakat.
Contoh:
Ketika saya lapar lalu
teman di kelas saya ada yang berdagang kue lalu saya membeli kue tersebut
seharga 10.000 maka saya wajib membayar 10.000 kepada teman saya.
Kejujuran dan Kecurangan
+ Kejujuran
Kejujuran atau jujur artinya perkataan yang sesuai dengan
kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah kenyataan yang
benar-benar ada. Jujur juga berarti apa yang kita ucapkan sama dengan apa yang
kita lakukan. Dan jujur juga bisa dalam artian menempati janji, mau yang telah
terucap atau yang masih dalam hati nurani. Teguhlah pada kebenaranmu, sekalipun
kejujuran lebih menyakitkan, serta janganlah berdusta meski dusta itu dapat
menguntungkanmu.
Pada dasarnya jujur atau kejujuran dilandasi oleh kesadaran
moral yang tinggi, kesadaran pengakuan akan hak dan kewajiban yang sama, dan
rasa takut akan dosa. Menurut M. Alamsyah nurani bila dikembangkan bisa menjadi
budi nurani yang merupakan tempat menyimpan keyakinan, dan dari keyakinan
tersebut bisa diketahui kepribadiannya.
+ Kecurangan
Kecurangan atau curang identik dengan ketidakjujuran atau
tidak jujur. Curang atau kecurangan artinya apa yang terjadi tidak sesuai
dengan apa yang diinginkan dan berusaha mendapatkannya dengan berbagai cara,
walaupun dengan cara yang tidak baik/tidak sepantasnya. Kecurangan menyebabkan
orang menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan
tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya, dan senang
bila masyarakat disekelilingnya hidup menderita.
Bermacam-macam sebab orang melakukan
kecurangan. Ditinjau dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya, ada 4 aspek
yaitu aspek ekonomi, aspek kebudayaan, aspek peradaban dan aspek teknik.
Apabila keempat asepk tersebut dilaksanakan secara wajar, maka segalanya akan
berjalan sesuai dengan norma-norma moral atau norma hukum. Akan tetapi, apabila
manusia dalam hatinya telah digerogoti jiwa tamak, iri, dengki, maka manusia
akan melakukan perbuatan yang melanggar norma tersebut dan jadilah kecurangan.
Ada 4 aspek mengapa orang melakukan kecurangan, ditinjau
dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya, yaitu :
· Aspek ekonomi
Setiap manusia berhak hidup layak
dan membahagiakan dirinya. Terkadang untuk mewujudkan hal tersebut kita sebagai
mahluk lemah, tempat salah dan dosa, sangat rentan sekali dengan hal-hal pintas
dalam merealisasikan apa yang kita inginkan dan pikirkan. Menghalalkan segala
cara untuk mencapai sebuah tujuan semu tanpa melihat orang lain
disekelilingnya.
· Aspek peradaban dan kebudayaan
Faktor peradaban dan kebudayaan
sangat mempengaruhi dari sikap dan mentalitas individu yang terdapat didalamnya
“sistem kebudayaan” meski terkadang hal ini tidak selalu mutlak. Keadilan dan
kecurangan merupakan sikap mental yang membutuhkan keberanian dan sportifitas.
Pergeseran moral saat ini memicu terjadinya pergeseran nurani hampir pada
setiap individu didalamnya sehingga sangat sulit sekali untuk menentukan dan
bahkan menegakan keadilan.
·
Aspek teknik
Hal ini juga sangat dapat
menentukan arah kebijakan bahkan keadilan itu sendiri. Terkadang untuk dapat
bersikap adil, kita pun mengedepankan aspek perasaan atau kekeluargaan sehingga
sangat sulit sekali untuk dilakukan. Atau bahkan mempertahankan keadilan kita
sendiri harus bersikap salah dan berkata bohong agar tidak melukai perasaan
orang lain. Dengan kata lain kita sebagai bangsa timur yang sangat sopan dan
santun.
Komentar
Posting Komentar